Rio Agusti S. S.H seorang pendamping hukum dan Lovita Siregar S.Psi dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di bawah naungan DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Kota Batu Foto bersama Fasilitator dan Peserta

Batu, 19/11/2024 – Hari kedua pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5RA) di MAN Kota Batu menghadirkan sejumlah pemateri dengan rangkaian materi menarik yang mendalam dan relevan bagi generasi muda. Penyampaian materi berlangsung selama dua sesi. Pada sesi pertama diisi oleh Rio Agusti S. S.H seorang pendamping hukum dan  Lovita Siregar S.Psi dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di bawah naungan DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Kota Batu. Serta Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Batu Aipda Rano Bagus Pranotoyudo, S.H., Bripka Santi Ari Kristina dan Bripda Pujo Handika.

Rio Agusti S. S.H Menyampaikan Materi Darurat Kenakalan Remaja

Rio Agusti membuka materi dengan memaparkan isu serius tentang darurat kenakalan remaja. Dalam paparannya, Rio menekankan bahwa kenakalan remaja merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi masyarakat saat ini. Prilaku menyimpang seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, kekerasan dalam pergaulan (kekerasan seksual dan kekerasan cyber), dan dampak buruk penggunaan media sosial menjadi fokus utama pembahasan. Rio memberikan contoh kejadian bullying yang sampai menewaskan 1 siswa SMP di Kota Batu sebagai akibat dari perilaku kenakalan remaja. Dalam aksus bullying tersebut pelaku menerima hukuman sesuai dengan apa yang dilakukan. “Kenakalan remaja tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga berdampak pada keluarga dan lingkungan. Sebagai remaja, kalian harus memahami batasan dan konsekuensi dari setiap tindakan,” jelas Rio di hadapan para siswa kelas X yang menyaksikan melalui youtube, dan XI, XII yang mengikuti kegiatan ini di aula.

Rio menguraikan beberapa faktor yang sering memicu kenakalan remaja, antara lain kurangnya pengawasan keluarga, tekanan dari lingkungan pertemanan, pengaruh negatif media sosial dan minimnya edukasi tentang bahaya perilaku menyimpang. Sebagai solusinya, Rio mendorong siswa untuk membangun komunikasi yang baik dengan keluarga, memilih lingkungan pertemanan yang positif, dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal produktif. “Kenakalan remaja dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran hukum dan menguatkan nilai-nilai agama. Tanamkan dalam diri bahwa setiap tindakan harus bertanggung jawab, baik di hadapan hukum maupun Tuhan,” tambahnya.

Sesi tanya jawab berlangsung menarik dengan banyaknya pertanyaan dari siswa. Salah seorang siswa tentang penculikan dipenjara 15 tahun penjara dengan denda uang 300 juta uang tersebut arahnya kemana?. Rio menyampaikan “uang tersebut Hakim yang memutuskan untuk diarahkan kemana, kami tidak mengurusi hal tersebut”. Rio juga mengingatkan siswa tentang bahaya media sosial yang dapat memicu konflik atau bahkan menjadi pintu masuk tindak kejahatan. Ia menekankan pentingnya menjaga jejak digital dan berhati-hati dalam berbagi informasi. Cara penanganan kekerasan dengn melapor kepihak yang berwenang yaitu Polres, Rumcur (Rumah Curhat) desa/kelurahan, Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) mellaui nomer 081252465226 atau P2TP2A melalui wa 08125246225.

Lovita Siregar S.Psi dari Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)

Sementara itu, di sesi ke-2, Lovita Siregar, S.Psi., dari Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang bernaung di bawah DP3Ap2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Kota Batu, dengan mengusung tema “Agama Taat, Pergaulan Sehat, Prestasi Kuat,” Lovita memaparkan pentingnya keseimbangan antara aspek spiritualitas, hubungan sosial, dan pencapaian pribadi dalam kehidupan remaja. Lovita menekankan bahwa agama adalah pondasi utama dalam membentuk karakter remaja. Ia mengingatkan siswa untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai panduan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam bersikap, berteman, dan menghadapi tantangan. “Ketika kita taat beragama, kita memiliki panduan moral yang kuat untuk memilih jalan hidup yang benar. Ini adalah kunci untuk menghindari pergaulan yang tidak sehat,” jelasnya.

Lovita juga membahas tentang pentingnya membangun pergaulan yang sehat. Ia mengajak siswa untuk bijak dalam memilih teman dan menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga serta lingkungan. “Lingkungan yang positif akan memengaruhi cara berpikir dan bertindak. Pilihlah teman yang mendukung, bukan yang menjerumuskan. Dengan pergaulan sehat, kalian akan lebih fokus pada prestasi,” tegas Lovita.

Selain itu, Lovita memberikan tips praktis agar siswa dapat menjaga keseimbangan antara akademik dan hubungan sosial, seperti mengatur waktu, berkomunikasi secara asertif, dan menghindari konflik yang tidak perlu. Sesi ini juga diisi dengan motivasi bagi siswa untuk terus mengembangkan potensi diri. Lovita menegaskan bahwa prestasi tidak hanya tentang nilai akademik, tetapi juga kemampuan soft skills seperti kepemimpinan, kreativitas, dan tanggung jawab. Remaja produktif adalah remaja yang bisa bangun pagi, merawat sejak dini, jaga Batasan dan bersyukur. Sesi ini tak kalah rame dari sesi sebelumnya, respon positif dari para siswa yang mengajukan banyak pertanyaan tentang bagaimana menghadapi konflik dengan teman, menjaga kepercayaan diri di tengah tekanan sosial, dan tetap konsisten menjalankan nilai-nilai agama.

Bripka Santi Ari Kristina Menyampaikan Materi

Pada sesi berikutnya Bripka Santi Ari Kristina menyampaikan tentang kriminalitas dan kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang melanggar aturan saat remaja. Sedangkan kriminalitas adalah aktivitas yang melawan hukum dan bermaksud merusak. Kenakaann remaja juga dikatakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga timbul kriminalita. Faktor Penyebab internal timbulnya kriminalitas adalah Krisis Identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja , terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupan, tercapainya identitas peran dan gagal mencapai masa integrasi kedua. Kedua kontol diri yang lemah. Remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima atau sering di sebut dengan nakal. Terakhir mengetahui perbedaan 2 tingkah laku tersebut namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal kenakalan remaja adalah keluarga dan perceraian orang tua, tidak adanya kontrol antar anggota keluarga atau perselisihan antar anggota keluarga juga bisa memicu perilaku negatif remaja. Bahkan teman sebaya yang kurang baik, komunitas lingkungan tempat tinggal yang kurang baik juga mempengaruhi kenakalan remaja. Santi  menyebutkan beberapa contoh kenakalan remaja yang terjadi disekitar kita yaitu mabuk-mabukan, merokok, mencuri, perbuatan asusila dan tawuran. Diskusi semakin hidup dengan adanya sesi tanya jawab. Salah satu siswa bertanya tentang bagaimana mencegah teman sebaya terjebak dalam pergaulan negatif, yang dijawab lugas oleh narasumber, “Mulailah dari diri sendiri sebagai teladan dan jangan takut untuk memberi tahu pihak yang berwenang jika ada situasi yang berbahaya.”

Dengan kolaborasi antara P2TP2A dan Satreskrim Polres Batu, P5RA hari kedua tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai agama, kedisiplinan, dan kesadaran hukum kepada para siswa. MAN Kota Batu terus berupaya menciptakan generasi Rahmatan Lil Alamin yang cerdas, berbudi luhur, dan berprestasi. Kegiatan P5RA kembali membuktikan komitmen madrasah dalam menciptakan generasi Rahmatan Lil Alamin yang berakhlak mulia, bergaul dengan bijak, dan berprestasi gemilang.

Foto Siswa-siswi Saat Serius Memperhatikan dan Mencatat Materi Oleh Lovita Siregar S.Psi
Hari Ke-2 P5RA MAN Kota Batu Kupas Darurat Kenakalan Remaja dan Pentingnya Pergaulan Sehat

2 gagasan untuk “Hari Ke-2 P5RA MAN Kota Batu Kupas Darurat Kenakalan Remaja dan Pentingnya Pergaulan Sehat

    • 25 November 2024 pukul 17:40
      Permalink

      Syukron kastiron ustadzah umi sholihah, mohon doa selalu agar man kota batu makin sukses selalu

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *