Yusna Afandi, M. Pd. , Drs. farhadi, M.Si dan Dr. Ahmad Zamroni, SS, M.Pd, MA di awal sesi.

Batu, (27/09/2024), Workshop Penguatan Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kembali diadakan di MAN Kota Batu. Bertempat di Aula MAN Kota Batu. workshop diikuti dewan guru MAN Kota Batu. Kepala Madraah, Drs. Farhadi, M.Si, menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah. “Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi para pendidik untuk berinovasi dan menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa di era digital ini.” ujarnya. Bertujuan untuk mendorong kreativitas dan kemandirian siswa, kurikulum ini memberi ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi tenaga pendidik untuk memberi arahan yang lebih tepat kepada peserta didik.

Workshop menghadirkan Dr. Ahmad Zamroni, SS, M.Pd, MA., seorang ahli pendidikan dan praktisi kurikulum yang saat ini menjabat sebagai kepala MAN 1 Probolinggo. Zamroni sendiri merupakan salah satu tim penyusun KMA 450 tahun 2024 dan penyusun panduan P5RA tahun 2024. Zamroni menyampaikan materi dengan sangat interaktif dan aplikatif. Zamroni menyampaikan tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka  yaitu menitikberatkan pada Karakter dan ketrampilan, fokus pada materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel

Dr. Ahmad Zamroni, SS, M.Pd, MA diantara peserta workshop saat pemberian materi

Pendidikan karakter dan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan soft skill dan karakter pserta didik. salah satu langkah yang bia diterapkan adalah melalui pengembangan dan implementasi proyek.  Melalui teknik pengembangan proyek dan pemecahan masalah, siswa dapat menjadi lebih mahir dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya terbatas pada materi ajar saja. Namun, ada praktik lain yang tidak dibatasi yang dapat digunakan untuk mengurangi waktu lembur.

Ke-dua fokus utama pada masalah materi esensial, dimana mata pelajaran di kurikulum ini jauh lebih sedikit ketimbang kurikulum sebelumnya. Di kurikulum terbaru ini memiliki penjurusan bidang sesuai kemampuan peserta didik. Bahkan kurikulum ini akan lebih memfokuskan pada materi yang peserta didik butuhkan dan minati. peserta didik dapat memilih sendiri materi yang menjadi niatnya. Hal ini memudahkan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

Sementara itu, kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel dirancang dengan capaian pembelajaran terhitung per fase. Hal ini memungkinkan pihak sekolah mengatur sendiri waktu untuk penerapan pembelajaran. Selain itu,  guru juga dapat menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik. Misalnya seperti metode diskusi, pembelajaran berbasis proyek, dan lain sebagainya.

Ketiga karakteristik Kurikulum Merdeka di atas bisa menjadi pembeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena pada kurikulum sebelumnya tidak ada fleksibilitas dalam kegiatan belajar.

Peserta workshop IKM

Pada Kurikulum Merdeka, guru bisa melakukan asesmen formatif, untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. Namun, asesmen sumatif juga bisa tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Zamroni mengatakan “Hasil asesmen ini, bukan untuk mengeklaim atau menjust peserta didik pintar atau tidak?, tetapi focus paa kesiapan dan pencapaian belajar peserta didik”. ujar Zamroni. Lebih lanjut, Zamroni menyampaikan bahwa asesmen dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Kegiatan asesmen ini perlu dilakukan oleh pendidik setelah berakhirnya pelaksanaan satu tujuan pembelajaran, sebelum masuk pada tujuan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan hasil Asesmen tersebut, pendidik perlu melakukan refleksi dan tindak lanjut.

 

Pada sesi ke-2, Zamroni mengulas tuntas tentang program  Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA). Di moderatori oleh Sabila Amirullah salah satu guru MAN Kota Batu yang juga merupakan salah satu pembina langung program P5RA di MAN Kota Batu, sesi ini berlangsung sangat interaktif.

Program P5RA terlahir dari beberapa masalah intoleransi dan radikalisme yang terjadi di Indonesia. Kekhawatiran Kementerian Agama akan hal tersebut terjadi pada generai muda saat ini terutama peserta didik di madrasah, maka nilai-nilai karakter dalam program P5RA perlu diterapkan. Zamroni juga menekankan pemahaman agama secara mendalam pada peserta didik untuk menghindari pemahaan yang dangkal tentang agama, yang pada akhirnya memudahkan doktrinisasi yang menimbulkan sikap radikal dan intoleran

Sabila Amirullah, S. Sos., M. Si.dan Dr. Ahmad Zamroni, SS, M.Pd, MA saat sesi kedua.

Kurikulum madrasah tidak hanya fokus pada pengajaran siswa tentang apa yang perlu dipelajari. namun pendidikan harus menekankan pengajaran kecakapan hidup, sikap, kompetensi, dan cara berpikir – bersikap untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan keadaan. Dengan menggunakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5RA), kurikulum madrasah harus dapat memberikan banyak pilihan untuk mebentuk karakter peserta didik, menanamkan nilai-nilai Pancasila, moderasi beragama (sesuai nilai-nilai pelajar Rahmatan Lil alamin), menumbuhkan keberanian berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Mengingat hal ini, ajaran agama sebagai ruh madrasah harus dimasukkan ke dalam semua aspek program pendidikan di madrasah. Dengan demikian, nilai religius mengajarkan kepada warga madrasah bagaimana berbudi luhur, taat, dan rendah hati dalam menjalankan tugas praktis dan akademik.

Zamroni menjelaskan secara menyeluruh terkait perencanaan dan pelakanaan P5RA. Tema dan dimensi yang terdapat dalam P5RA diajikan dengan tuntas. Zamroni juga mengajak peserta workshop untuk berlatih merancang sebuah proyek sebagai salah satu langkah P5RA. Peserta workshop secara berkelompok menentukan program Profil Pelajar Rahmatan lil alamin dan mempresentasikannya.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan para pendidik di MAN Kota Batu semakin matang dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan mampu memberikan dampak positif bagi siswa dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.

Peserta workshop berfoto Bersama Pemateri.
Workshop IKM MAN Kota Batu, Bentuk Karakter Siswa Melalui P5RA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *