Rabu (09/08/2023), Sebagai upaya menurunkan angka pengguna rokok, UNICEF bersama KEMENKES RI menggalakkan program skrining rokok di sekolah-sekolah di Indonesia. Perwakilan Kemenkes menghadiri MAN Kota Batu untuk meninjau langsung kegiatan Skrining Rokok yang dilakukan di MAN Kota Batu oleh petugas dari Puksesmas Batu. Kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan dari Forum Anak Kota Batu untuk bersinergi menciptakan generasi muda tanpa merokok.

Hanifah Rogayah dari Kemenkes RI menyampaikan bahwa kegiatan skrining ini merupakan awal dimana hanya ada 18 sekolah dari tingkat SD sampai SMA yang terpilih untuk menjadi lokusnya. Data yang didapat dari kegiatan ini akan dijadikan acuan untuk melihat penambahan maupun pengurangan pengguna rokok di Indonesia. Diharapkan angka 9,1% pengguna rokok di Indonesia bisa turun di tahun depan.

Penyuluhan anti rokok disampaikan oleh dr. Deden dari rumah sakit Karsa Husada,  dokter spesialis paru itu menjelaskan kepada 200 siswa-siswi MAN Kota Batu tentang bahaya asap rokok, 7 tips mengurangi merokok, serta peran keluarga dan lingkungan dalam mengurangi rokok. Penyuluhan tersebut diharapkan bisa memberikan pemahaman dan solusi dari permasalahan rokok pada siswa. Berbagai pertanyan juga ditanyakan oleh siswa terkait rokok.

Mengingat begitu bahayanya dampak yang ditimbulkan oleh rokok, perwakilan siswa, guru, dan para petugas kesehatan yang hadir bersama-sama sepakat untuk menandatangani komitmen MAN Kota Batu siap menjadi Kawasan Anti Rokok.Skrining dilakukan dengan cara mengukur kadar karbon monoksida melalui tiupan nafas dengan menggunakan smokerlyzer. Alat ini juga bisa digunakan untuk menilai status level seorang perokok secara kuantitatif. Para siswa bergantian melakukan pengecekan yang kemudian akan diberikan pembinaan serta konseling lebih lanjut berdasarkan hasil tersebut.

 

Terpilih sebagai Lokus Skrining Rokok, MAN Kota Batu Komitmen Siap Menjadi Kawasan Anti Rokok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *