Puncak Hari Ulang Tahun Kota Batu ke-23 yang digelar dengan pelaksanaan upacara, Kamis, 17/10/24 berlangsung sangat meriah. Kemeriahan itu tak lepas dari adanya sejumlah pertunjukan dan atraksi yang sangat menarik yang dipersiapkan oleh panitia dengan baik. Kegiatan tersebut juga bertepatan dengan hari jadi Provinsi Jawa Timur ke-79.
Kegiatan upacara berlangsung menarik ketika Aries Agung Paiwei, PJ Wali Kota Batu yang bertindak sebagai instruktur upacara, memasuki lapangan dengan menaiki kereta kencana yang ditarik seekor kuda. Dalam sambutannya, Aries mengatakan akan menjadikan Kota Batu sebagai destinasi wisata berskala nasional. “Kota Batu sarat akan alam yang indah dan nuansa budaya yang unik. Maka, kami terus berkomitmen menjadikan Batu sebagai destinasi wisata nasional berkelanjutan dan berbasis lingkungan.” Paparnya.
Upacara peringatan hari jadi Kota Batu ke-23 yang mengusung tema “KWB Maju Masyarakat Sejahtera” merupakan acara puncak dari serangkaian acara yang telah diadakan beberapa pekan sebelumnya. Pada kegiatan tersebut juga diberikan sejumlah Satya Lencana Penghargaan Kehormatan “Hakaryo Guno Mamayu Bawono” antara lain kepada Kepala Polres Batu, Kepala Kejaksaan Negeri Batu, Komandan Kodim 0818 Malang-Batu, Atlet Lari Paralimpiade Kota Batu, dan beberapa penghargaan lainnya. “Penghargaan Hakaryo Guno Mamayu Bawono ini diperuntukkan bagi mereka yang berjasa mengembangkan daerahnya untuk kemajuan Kota Batu,” lanjut Aries.
Stadion Brantas tempat dilaksanakannya upacara semakin bergelora ketika Niken Salindri secara mengejutkan hadir dan memeriahkan acara dengan beberapa tembang dangdut yang sedang hits. Penyanyi kelahiran Kediri yang dikenal dengan sebutan ‘sinden cilik’ itu mampu menyedot animo audiens untuk ikut bernyanyi dan berjoget bersama sembari menikmati alunan irama musik dangdut di tengah atraksi atlet paralayang yang terbang mengibarkan parasutnya di atas Stadion Brantas.
Suguhan berikutnya yang juga menarik ialah tarian kolosal yang ditampilkan dengan sangat apik oleh siswi MAN Kota Batu berkolaborasi dengan siswa dan siswi dari berbagai sekolah lain mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA/MA se-Kota Batu. “Dari total keseluruhan 1500 peserta, MAN Kota Batu mengirimkan 50 siswi untuk berpartisipasi dalam tarian massal tersebut. Mereka telah melakukan latihan selama lima hari berturut-turut. Latihan dilaksanakan di Sekolah Emmanuel, di Sendratari, dan terakhir gladi bersih dilakukan di Stadion Brantas.” Papar Intan selaku koordinator tari kolosal dari MAN Kota Batu.
Kolaborasi tari kolosal tersebut mendapat applause dari audiens yang ada di tribun maupun tamu undangan di podium utama. “Mereka mengenakan kostum yang berbeda-beda. Kostum warna merah untuk jenjang SD, warna biru untuk jenjang SMP, dan warna oranye untuk jenjang SMA. Aksi tari kolosal yang mereka sajikan sangat estetis untuk disaksikan.” Lanjut Intan.
Penampilan lain yang tak kalah menarik ialah paduan suara gabungan “Pusaka Indonesia” dari berbagai sekolah. Dari 500 peserta padus, 50 di antaranya ialah siswa dan siswi MAN Kota Batu. Mereka digembleng selama 4 hari di hall Sekolah Emmanuel untuk membawakan sejumlah lagu, baik lagu daerah maupun lagu nasional. “Kami sangat senang dapat mewakili MAN Kota Batu dalam memeriahkan hari jadi Kota Batu kali ini. Ada perasaan bangga bercampur haru di hati kami. Kami membawakan 10 lagu, yaitu Padamu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa, Kukuh Berlapis Baja, Bangun Pemudi Pemuda, Wa Rojengan, Rek Ayo Rek, Mars Jawa Timur, Mars Kota Batu, Mubeng Mbatu, dan Jangkrik Genggong. Semuanya kami bawakan dengan penuh semangat hari ini.” Ungkap Jaya, salah satu kontingen padus MAN Kota Batu.
Kolaborasi tari kolosal dan paduan suara yang ditampilkan oleh siswa/siswi tersebut merepresentasikan wujud semangat persatuan dan kesatuan yang dibangun di berbagai lintas jenjang pendidikan atau lintas sekolah untuk menjadikan Kota Batu lebih solid, maju, dan bersinar sesuai dengan salah satu jargonnya: Shining Batu. (mib)